Kabar Pesisir - Sebuah narasi yang menggambarkan seorang Kepala Negara atau pemimpin yang melakukan sidak kepada yang dipimpin untuk melihat secara langsung keadaan sesungguhnya kehidupan masyarakat yang dipimpinnya.
Adalah Ir. H.R. Arya Hadi Setya Jalutanda, M.Sc., N.D., Ph.D yang mengangkat sebuah narasi tentang dialog seorang Penggembala domba dengan Kepala Negara yang kebetulan sedang melakukan turba ke rakyatnya.
Sang Kepala Negara terkejut saat berkunjung ke Penggembala domba tersebut yang ditempat tinggalnya terdapat seekor Anjing yang digantung. Simak kisahnya berikut ini yang oleh Arya Hadi diberi titel Anjing yang Digantung.

Seorang kepala negara melakukan sidak dengan pengawalan sederhana.
Sang kepala Negara ingin mengetahui kondisi rakyatnya. Dia berhenti di rumah salah seorang warga yang berprofesi sebagai peternak puluhan ribu kambing.
Kendati Peternak Kambing itu tidak mengetahui bahwa tamunya itu adalah seorang Kepala Negara, ia menyambut tamunya itu dengan penuh keramahan dan menjamunya selayaknya menjamu tamu. Beberapa kambing guling disuguhkan kepada kepala negara dan rombongan pengawal.
Ketika keluar rumah, Kepala Negara itu melihat ada seekor anjing yang digantung di samping rumah.
“Maaf, pak, mengapa anjing itu digantung di sana,?” tanya Kepala Negara.
“Ceritanya panjang dan saya tidak akan menceritakannya kepada siapa pun.”
Kepala negara itu pun tidak memaksa tuan rumah bercerita. Ia dan rombongan pengawal langsung kembali ke istana.
Keesokan harinya, sang kepala negara mengirim utusan kepada Peternak Kambing yang menggantung anjing di samping rumahnya itu.
Sang Peternak Kambing tetap menolak untuk menceritakan mengapa ia sampai hati menggantung hewan piaraannya itu.
Pada hari ketiga, kepala negara mengirim salah seorang menteri yang dikawal beberapa orang polisi. Peternak Kambing itu digelandang ke istana.
“Jika Bapak masih penasaran ingin mengetahui mengapa anjing itu saya gantung di samping rumah, saya bersedia menceritakannya dengan satu syarat.”